CATATAN PERJALANAN KE RAJA AMPAT (BAGIAN 1)

August 26, 2018

 
This is Pianemo
Sebelum kalian baca postingan gue kali ini, gue saranin kalian puter lagu “The Best Day of My Life” nya American Authors ya guys! Biar kerasa feel nya haha.

Okay, kali ini gue mau ngajak teman-teman semua melancong ke Raja Ampat! Yups, Raja Ampat! Beneran, kalian gak salah baca kok, Raja Ampat!

Ceritanya akhir tahun 2016 silam, gue sama 12 temen yang senasib sepenanggungan (penempatan Pabar dan Papua) melancong bareng ke Raja Ampat. Ya mumpung kami penempatan kerja di Tanah Papua, rugi tujuh turunan kalo gak nyempetin nengok keagungan Raja Ampat hehe.

Kami ber 14 mulai perjalanan ke Raja Ampat dari kabupaten masing-masing, ada yang dari Nabire, Paniai, Manokwari, Sorong, dan gue bersama dua sohib gue berangkat dari Kabupaten Teluk Wondama. Dari Teluk Wondama ke Sorong gue menggunakan Kapal Labobar, Kapal Pelni yang gedhe itu lho guys. Kenapa gue gak naik pesawat aja? Jawabannya tidak jauh-jauh dari tiket mahal wkwk. Gue berangkat dari Wondama tanggal 22 Agustus, jika menggunakan pesawat, gue harus naik kapal cepat terlebih dahulu ke Manokwari, baru melanjutkan naik pesawat esok harinya. Adapun tiket Manokwari-Sorong waktu itu udah nyampe kisaran 1 juta (biasanya 400 ribu rupiah). Gila bener kan! Dari pada naik pesawat, mending naik kapal. Selain murah (Manokwari – Sorong sekitar 160 ribu rupiah), tentunya gue dapat pengalaman baru bro. Inilah pengalaman pertama gue naik kapal Pelni (biasanya orang Papua bilang Kapal Putih). 
 
Lautan manusia yang mau naik Kapal Putih
Tapi teman-teman semua gak usah khawatir, gue kasih tau cara menuju Raja Ampat. Sebagai gambaran saja, kalian kalau mau ke Raja Ampat, dari manapun itu, mau menggunakan pesawat terbang ataupun kapal laut, kalian akan singgah terlebih dahulu di Kota Sorong. Yups, bener sekali. Kota Sorong menjadi transit pertama untuk menuju Raja Ampat. Meskipun Raja Ampat telah memiliki bandara sendiri, namun jumlah penerbangannya belum ramai. Hanya melayani rute Manado-Raja Ampat dan Sorong-Raja Ampat saja.

Dari Bandara Kota Sorong, teman-teman bisa menyewa taksi bandara menuju ke pelabuhan rakyat Sorong. Dari sini teman-teman akan melanjutkan perjalanan menggunakan kapal laut. Ada dua jenis kapal yang melayani perjalanan ke Raja Ampat, yaitu kapal lambat dan kapal cepat. Gue sih merekomendasikan naik kapal cepat aja. Waktu pemberangkatannya jam 09.00 WIT dan 14.00 WIT sedangkan tiketnya waktu itu sekitar 125.000 ribu per orang. Butuh kurang lebih 2 jam untuk sampai di Kota Waisai, Ibu kota Raja Ampat.

Tenang guys, fasilitas kapal cepat ini lumayan oke kok. Setiap orang harus mempunyai tiket agar bisa naik kapal ini. Jadi gak ada yang berdiri-berdiri kayak naik bus ekonomi gitu wkwkwk. Selain itu, kapal ini juga full ac. Ada televisinya juga sih, tapi waktu gue naik tv nya gak dinyalain. Mungkin biar hemat aki haha.

Setelah sampai pelabuhan Waisai, kami langsung mencari kendaraan yang bisa mengantar kami ke rumah dinas salah satu teman kami yang penempatan Raja Ampat. Kamipun mendapatkan sebuah mobil pick up alias blakos (belakang kosong). Yups, kalian pastinya sudah tau mengapa kami pilih pick up, bukan mobil semacam Avanza atau apalah gitu. Murah! Itulah alasan satu-satunya kami. Nyewa satu mobil bisa buat ngangkut 13 orang besarta barang bawaannya. Maklum wisatawan kere wkwk.

Bagi teman-teman yang telah mem-booking travel agent, teman-teman gak usah khawatir kesasar atau diculik. Biasanya kalian telah ditunggu oleh guide nya di pelabuhan kok. Yang penting kalian punya nomer kontaknya, semuanya aman.

Di hari pertama setibanya di Raja Ampat, teman-teman bisa jalan-jalan, menikmati spot-spot menarik di sekitaran Waisai, seperti halnya Pantai Waisai Torang Cinta (WTC) ataupun jalan-jalan di Pasar Waisai mencari oleh-oleh. Sedangkan perjalanan wisata kebanyakan akan dilakukan esok harinya. 

-0-

Menuju Pianemo
24 Agustus 2016, pagi-pagi kami sudah bersiap menyongsong The Best Day of Our Life. Dengan menggunakan sebuah perahu motor kami meluncur membelah lautan Raja Ampat. Spot pertama yang kami tuju adalah Pianemo. Itu lho, icon-nya Raja Ampat yang biasa kalian lihat di wallpaper ataupun tanggalan-tanggalan, gugusan pulau-pulau kecil berwarna hijau dan menjulang seperti gunung-gunung mungil. 

Dari Waisai ke Pianemo membutuhkan waktu sekitar 3 – 4 jam perjalanan. Tapi semua itu tergantung kapasitar motor dan jumlah penumpangnya sih. Kalau kalian dapat motor yang kapasitasnya besar dan jumlah penumpangnya sedikit, waktu tempuhnya akan semakin cepat. 

Yang perlu teman-teman ingat sebelum melakukan perjalanan ini adalah jangan lupa bawa perbekalan yang banyak ya, terutama air mineral, ditengah laut gampang dehidrasi lho. Selain itu, jangan lupa bawa kacamata hitam, topi, dan pakai lengan panjang kalau pengen gak item. Bagi para cewek pendamba kulit putih, bersih, mulus, dan kenyal, jangan lupa bawa sun blok. Kalau kalian lupa, gue jamin pulang dari Raja Ampat kulit kalian jadi hitam, kusam, berjerawat,  berminyak, dan keriput. Kalian tau sendirikan sinar matahari di Pulau Papua bersinar terik seperti nggak disaring dulu di atmosfer. Panas menyengat!


Oia, ada nasihat penting dari gue. Jangan pernah ke Raja Ampat kalau kalian phobia sama laut. Jangan! Sekali-kali jangan pernah kesini! Ke Raja Ampat berarti kalian akan berwisata bahari, semuanya berhubungan dengan laut. 

Tetapi kalau kalian memang pengen berwisata bahari, kalian gak akan rugi piknik ke sini guys. Meskipun menghabiskan duit berjuta-juta hingga bikin kantong kering kerontang, semua itu gak sebanding sama apa yang akan kalian dapat di sini. Kenangannya akan membekas hinggu tua nanti.

Setelah melalui perjalanan yang melelahkan, akhirnya kami tiba juga di Pianemo. Agar dapat mencapai spot fotonya, kami harus berjuang sedikit keras. Kami harus menaiki tangga kayu sederhana yang lumayan tinggi dan curam. Ya, lumayan lah buat olah raga wkwk. Tapi kalian dijamin gak akan rugi kok sesampainya di atas. Pemandangan yang disajikan sungguh memanjakan mata kita. Dan yang perlu digaris bawahi, apapun yang terjadi kalian harus berfoto disini, Pianemo.  Karena meskipun kalian pernah ke Raja Ampat, namun kalau tidak berfoto di tempat ini, berarti kalian belum pernah ke Raja Ampat wkwk. No pict, hoax!

Telaga Bintang Raja Ampat

Setelah puas berfoto di Pianemo, kami menuju ke Telaga Bintang. Letaknya tak jauh dari Pianemo, hanya sekitar 15 menit perjalanan saja. Dinamakan Telaga Bintang karena memang kalo dilihat dari ketinggian, laut diantara gugusan pulau ini membentuk pola bintang. Ajaib kan? Semua itu cuma ada di Raja Ampat guys! Paradise of East Indonesia!

Untuk menikmati Telaga Bintang ini, teman-teman harus mendaki sebuah bukit karang yang curam. Kali ini tidak ada tangga kayu seperti di Pianemo tadi. Kami harus mepaki karang-karang tajam, tetapi tidak setajam lidah kok guys, jadi tenang aja! Bagi teman-teman cewek, jangan sampe ke tempat ini menggunakan sepatu ataupun sandal yang high heels, dijamin kalian kesusahan. Mending pakai sandal jepit saja. Tapi gue merekomendasikan pakai sepatu treaking biar aman.
 
Terjal Mbak!
Karena panas yang menyengat, kamipun tak lama-lama menikmati Telaga Bintang. Ternyata di sekitaran Telaga Bintang ada sebuah resort berkelas internasional. Kami sempet singgah sebentar di resort tersebut. Bukan untuk bermalam di situ, namun hanya sekedar numpang buang air kecil saja haha. Maklum aja, kantong kami gak kan kuat untuk menyewa resort semacam itu. Kelas kami hanya backpacker gembel, miskin uang namun mendamba fasilitas berbintang wkwk.

Tak terasa matahari telah sedikit tergelincir ke arah barat. Saatnya untuk menuju Pulau Arborek. Disitulah kami akan bermalam. Di pulau yang luasnya tak lebih dari lima hektar ini terdapat sebuah penginapan yang terdiri dari gubug-gubug kecil. Kalau kalian lagi berbulan madu, tempat ini adalah surganya, sepi, syahdu, dan menyuguhkan romantisme. Dijamin, dunia akan serasa milik berdua haha.

Lihat ikan-ikannya guys, banyak!

Pulau Arborek mempunyai daya tarik yang luar biasa. Perairan di sekitaran pulau ini mempunyai pesona yang aduhai. Sungguh aduhai! Gue enggak bercanda guys! Dari foto diatas sudah terlihat jelas betapa indahnya laut sekitaran Pulau Arborek. Berbagai macam ikan dapat kalian temui sekitar pulau ini, berwarna-warni, berbagai ukuran, mulai dari yang imut hingga yang amit-amit. Kalian juga bisa berenang diantara sekawanan ikan seperti di tivi-tivi gitu guys! 

Hari menjelang sore, tapi masih ada satu spot lagi yang harus kami kunjungi, yaitu Manta Spot. Kalian tau ikan Manta kan? Itu lho ikan Pari yang baik hati dan tidak sombong, imut-imut lagi #bohong. Aslinya serem guys! Betulan, gue gak bohong. Kalau kita berhadap-hadapan, muka si Pari Manta serem banget! Macam makhluk dari planet lain.

Demi Pari Manta, Gue Rela Renang di Tengah Laut Guys!
Gue saranin guys, kalau kalian mau ke Raja Ampat, jauh-jauh hari sebelumnya kalian harus belajar renang terlebih dahulu. Rugi besar kalau kalian gak bisa berenang. Dan tentunya siapkan nyali. Sebagai contoh aja ketika mengunjungi spot Pari Manta ini. Untuk bisa melihat lebih dekat, kalian harus berenang di lautan lepas. Gue sendiri gaktau berapa dalamnya, mungkin puluhan meter. Oleh karena itu, kalian harus menyiapkan segala hal sebaik mungkin agar petualangan kalian di Raja Ampat dapat maksimal.


Berenang Bersama Pato Manta

Kurang Dekat Apa Coba

Kami beruntung sekali dapat momen yang pas. Kami bertemu dengan sekawanan Pari Manta yang berputar-putar tak jauh dari Pulau Arborek. Tanpa piker panjang gue langsung terjun menyambangi ikan-ikan tersebut. Ternyata berenang bersama hewan semacam ini mengerikan guys! Meskipun tidak membahayakan, namun tetap juga gue ngrasa serem gitu. Tapi gue puas banget bisa berenang bareng ikan-ikan seperti itu. Sungguh momen tak terlupakan.

Setelah puas berenang bersama Pari Manta, kamipun kembali ke penginapan. Hari pertama telah terlewati. Saatnya menyiapkan tenaga lagi untuk hari esok. Masih ada beberapa spot lagi yang akan kami kunjungi.

Lanjutan perjalanan bisa dibaca disini guys CATATAN PERJALANAN KE RAJA AMPAT (BAGIAN 2)

You Might Also Like

0 komentar