Sebelum kalian baca postingan gue
kali ini, gue saranin kalian puter lagu “The
Best Day of My Life” nya American
Authors ya guys! Biar kerasa feel nya haha.
Okay, kali ini gue mau ngajak
teman-teman semua melancong ke Raja Ampat! Yups, Raja Ampat! Beneran, kalian
gak salah baca kok, Raja Ampat!
Ceritanya akhir tahun 2016 silam, gue
sama 12 temen yang senasib sepenanggungan (penempatan Pabar dan Papua)
melancong bareng ke Raja Ampat. Ya mumpung kami penempatan kerja di Tanah Papua,
rugi tujuh turunan kalo gak nyempetin nengok keagungan Raja Ampat hehe.
Kami ber 14 mulai perjalanan ke Raja
Ampat dari kabupaten masing-masing, ada yang dari Nabire, Paniai, Manokwari,
Sorong, dan gue bersama dua sohib gue berangkat dari Kabupaten Teluk Wondama.
Dari Teluk Wondama ke Sorong gue menggunakan Kapal Labobar, Kapal Pelni yang gedhe itu lho guys. Kenapa gue gak naik pesawat aja? Jawabannya tidak jauh-jauh
dari tiket mahal wkwk. Gue berangkat dari Wondama tanggal 22 Agustus, jika
menggunakan pesawat, gue harus naik kapal cepat terlebih dahulu ke Manokwari,
baru melanjutkan naik pesawat esok harinya. Adapun tiket Manokwari-Sorong waktu
itu udah nyampe kisaran 1 juta (biasanya 400 ribu rupiah). Gila bener kan! Dari
pada naik pesawat, mending naik kapal. Selain murah (Manokwari – Sorong sekitar
160 ribu rupiah), tentunya gue dapat pengalaman baru bro. Inilah pengalaman
pertama gue naik kapal Pelni (biasanya orang Papua bilang Kapal Putih).
Tapi teman-teman semua gak usah
khawatir, gue kasih tau cara menuju Raja Ampat. Sebagai gambaran saja, kalian
kalau mau ke Raja Ampat, dari manapun itu, mau menggunakan pesawat terbang
ataupun kapal laut, kalian akan singgah terlebih dahulu di Kota Sorong. Yups,
bener sekali. Kota Sorong menjadi transit pertama untuk menuju Raja Ampat.
Meskipun Raja Ampat telah memiliki bandara sendiri, namun jumlah penerbangannya
belum ramai. Hanya melayani rute Manado-Raja Ampat dan Sorong-Raja Ampat saja.
Dari Bandara Kota Sorong, teman-teman
bisa menyewa taksi bandara menuju ke pelabuhan rakyat Sorong. Dari sini
teman-teman akan melanjutkan perjalanan menggunakan kapal laut. Ada dua jenis
kapal yang melayani perjalanan ke Raja Ampat, yaitu kapal lambat dan kapal
cepat. Gue sih merekomendasikan naik kapal cepat aja. Waktu pemberangkatannya
jam 09.00 WIT dan 14.00 WIT sedangkan tiketnya waktu itu sekitar 125.000 ribu per
orang. Butuh kurang lebih 2 jam untuk sampai di Kota Waisai, Ibu kota Raja
Ampat.
Tenang guys, fasilitas kapal cepat ini lumayan oke kok. Setiap orang harus
mempunyai tiket agar bisa naik kapal ini. Jadi gak ada yang berdiri-berdiri
kayak naik bus ekonomi gitu wkwkwk. Selain itu, kapal ini juga full ac. Ada televisinya juga sih, tapi
waktu gue naik tv nya gak dinyalain. Mungkin biar hemat aki haha.
Setelah sampai pelabuhan Waisai, kami
langsung mencari kendaraan yang bisa mengantar kami ke rumah dinas salah satu
teman kami yang penempatan Raja Ampat. Kamipun mendapatkan sebuah mobil pick up alias blakos (belakang kosong).
Yups, kalian pastinya sudah tau mengapa kami pilih pick up, bukan mobil semacam Avanza atau apalah gitu. Murah! Itulah
alasan satu-satunya kami. Nyewa satu mobil bisa buat ngangkut 13 orang besarta
barang bawaannya. Maklum wisatawan kere wkwk.
Bagi teman-teman yang telah mem-booking travel agent, teman-teman gak
usah khawatir kesasar atau diculik. Biasanya kalian telah ditunggu oleh guide nya di pelabuhan kok. Yang penting
kalian punya nomer kontaknya, semuanya aman.
Di hari pertama setibanya di Raja
Ampat, teman-teman bisa jalan-jalan, menikmati spot-spot menarik di sekitaran Waisai, seperti halnya Pantai Waisai Torang Cinta (WTC) ataupun
jalan-jalan di Pasar Waisai mencari oleh-oleh. Sedangkan perjalanan wisata kebanyakan akan dilakukan esok
harinya.
-0-
Menuju Pianemo |
24 Agustus 2016, pagi-pagi kami sudah
bersiap menyongsong The Best Day of Our
Life. Dengan menggunakan sebuah perahu motor kami meluncur membelah lautan
Raja Ampat. Spot pertama yang kami tuju
adalah Pianemo. Itu lho, icon-nya
Raja Ampat yang biasa kalian lihat di wallpaper ataupun tanggalan-tanggalan,
gugusan pulau-pulau kecil berwarna hijau dan menjulang seperti gunung-gunung
mungil.
Dari Waisai ke Pianemo membutuhkan
waktu sekitar 3 – 4 jam perjalanan. Tapi semua itu tergantung kapasitar motor
dan jumlah penumpangnya sih. Kalau kalian dapat motor yang kapasitasnya besar
dan jumlah penumpangnya sedikit, waktu tempuhnya akan semakin cepat.
Yang perlu teman-teman ingat sebelum
melakukan perjalanan ini adalah jangan lupa bawa perbekalan yang banyak ya,
terutama air mineral, ditengah laut gampang dehidrasi lho. Selain itu, jangan
lupa bawa kacamata hitam, topi, dan pakai lengan panjang kalau pengen gak item.
Bagi para cewek pendamba kulit putih, bersih, mulus, dan kenyal, jangan lupa
bawa sun blok. Kalau kalian lupa, gue jamin pulang dari Raja Ampat kulit kalian
jadi hitam, kusam, berjerawat,
berminyak, dan keriput. Kalian tau sendirikan sinar matahari di Pulau
Papua bersinar terik seperti nggak disaring dulu di atmosfer. Panas menyengat!
Oia, ada nasihat penting dari gue. Jangan
pernah ke Raja Ampat kalau kalian phobia
sama laut. Jangan! Sekali-kali jangan pernah kesini! Ke Raja Ampat berarti
kalian akan berwisata bahari, semuanya berhubungan dengan laut.
Tetapi kalau kalian memang pengen berwisata
bahari, kalian gak akan rugi piknik ke sini guys.
Meskipun menghabiskan duit berjuta-juta hingga bikin kantong kering kerontang, semua
itu gak sebanding sama apa yang akan kalian dapat di sini. Kenangannya akan
membekas hinggu tua nanti.
Setelah melalui perjalanan yang
melelahkan, akhirnya kami tiba juga di Pianemo. Agar dapat mencapai spot fotonya, kami harus berjuang
sedikit keras. Kami harus menaiki tangga kayu sederhana yang lumayan tinggi dan
curam. Ya, lumayan lah buat olah raga wkwk. Tapi kalian dijamin gak akan rugi
kok sesampainya di atas. Pemandangan yang disajikan sungguh memanjakan mata
kita. Dan yang perlu digaris bawahi, apapun yang terjadi kalian harus berfoto
disini, Pianemo. Karena meskipun kalian
pernah ke Raja Ampat, namun kalau tidak berfoto di tempat ini, berarti kalian
belum pernah ke Raja Ampat wkwk. No pict,
hoax!
Telaga Bintang Raja Ampat |
Setelah puas berfoto di Pianemo, kami
menuju ke Telaga Bintang. Letaknya tak jauh dari Pianemo, hanya sekitar 15
menit perjalanan saja. Dinamakan Telaga Bintang karena memang kalo dilihat dari
ketinggian, laut diantara gugusan pulau ini membentuk pola bintang. Ajaib kan?
Semua itu cuma ada di Raja Ampat guys!
Paradise of East Indonesia!
Untuk menikmati Telaga Bintang ini,
teman-teman harus mendaki sebuah bukit karang yang curam. Kali ini tidak ada
tangga kayu seperti di Pianemo tadi. Kami harus mepaki karang-karang tajam,
tetapi tidak setajam lidah kok guys,
jadi tenang aja! Bagi teman-teman cewek, jangan sampe ke tempat ini menggunakan
sepatu ataupun sandal yang high heels,
dijamin kalian kesusahan. Mending pakai sandal jepit saja. Tapi gue
merekomendasikan pakai sepatu treaking biar
aman.
Karena panas yang menyengat, kamipun
tak lama-lama menikmati Telaga Bintang. Ternyata di sekitaran Telaga Bintang
ada sebuah resort berkelas
internasional. Kami sempet singgah sebentar di resort tersebut. Bukan untuk
bermalam di situ, namun hanya sekedar numpang buang air kecil saja haha. Maklum
aja, kantong kami gak kan kuat untuk menyewa resort semacam itu. Kelas kami hanya backpacker gembel, miskin uang namun mendamba fasilitas berbintang
wkwk.
Tak terasa matahari telah sedikit
tergelincir ke arah barat. Saatnya untuk menuju Pulau Arborek. Disitulah kami
akan bermalam. Di pulau yang luasnya tak lebih dari lima hektar ini terdapat
sebuah penginapan yang terdiri dari gubug-gubug kecil. Kalau kalian lagi
berbulan madu, tempat ini adalah surganya, sepi, syahdu, dan menyuguhkan
romantisme. Dijamin, dunia akan serasa milik berdua haha.
Lihat ikan-ikannya guys, banyak! |
Pulau Arborek mempunyai daya tarik
yang luar biasa. Perairan di sekitaran pulau ini mempunyai pesona yang aduhai.
Sungguh aduhai! Gue enggak bercanda guys!
Dari foto diatas sudah terlihat jelas betapa indahnya laut sekitaran Pulau
Arborek. Berbagai macam ikan dapat kalian temui sekitar pulau ini, berwarna-warni,
berbagai ukuran, mulai dari yang imut hingga yang amit-amit. Kalian juga bisa
berenang diantara sekawanan ikan seperti di tivi-tivi gitu guys!
Hari menjelang sore, tapi masih ada
satu spot lagi yang harus kami
kunjungi, yaitu Manta Spot. Kalian
tau ikan Manta kan? Itu lho ikan Pari yang baik hati dan tidak sombong,
imut-imut lagi #bohong. Aslinya serem guys! Betulan, gue gak bohong. Kalau kita
berhadap-hadapan, muka si Pari Manta serem banget! Macam makhluk dari planet
lain.
Demi Pari Manta, Gue Rela Renang di Tengah Laut Guys! |
Gue saranin guys, kalau kalian mau ke Raja Ampat, jauh-jauh hari sebelumnya
kalian harus belajar renang terlebih dahulu. Rugi besar kalau kalian gak bisa
berenang. Dan tentunya siapkan nyali. Sebagai contoh aja ketika mengunjungi
spot Pari Manta ini. Untuk bisa melihat lebih dekat, kalian harus berenang di
lautan lepas. Gue sendiri gaktau berapa dalamnya, mungkin puluhan meter. Oleh
karena itu, kalian harus menyiapkan segala hal sebaik mungkin agar petualangan
kalian di Raja Ampat dapat maksimal.
Berenang Bersama Pato Manta |
Kurang Dekat Apa Coba |
Kami beruntung sekali dapat momen
yang pas. Kami bertemu dengan sekawanan Pari Manta yang berputar-putar tak jauh
dari Pulau Arborek. Tanpa piker panjang gue langsung terjun menyambangi ikan-ikan
tersebut. Ternyata berenang bersama hewan semacam ini mengerikan guys! Meskipun
tidak membahayakan, namun tetap juga gue ngrasa serem gitu. Tapi gue puas
banget bisa berenang bareng ikan-ikan seperti itu. Sungguh momen tak
terlupakan.
Setelah puas berenang bersama Pari
Manta, kamipun kembali ke penginapan. Hari pertama telah terlewati. Saatnya
menyiapkan tenaga lagi untuk hari esok. Masih ada beberapa spot lagi yang akan kami kunjungi.
Lanjutan perjalanan bisa dibaca disini guys CATATAN PERJALANAN KE RAJA AMPAT (BAGIAN 2)
Lanjutan perjalanan bisa dibaca disini guys CATATAN PERJALANAN KE RAJA AMPAT (BAGIAN 2)